Sempurna a la Gita Gutawa


Oleh: Firdaus Putra A.

Malam ini Giga Gutawa sudah mengganggu istirahatku dengan lantunan Sempurna-nya. Bolak-balik aku putar lagu itu. Beruntung tadi malam aku temukan beberapa versi lagu itu. Satu versi live show, suara aslinya kurang tertangkap baik di loud speaker-ku. Sedikit pecah. Versi satu sama seperti yang live show, hanya saja dilantunkan di dalam studio rekaman, jadi suara merdunya dapat dinikmati melalui speaker standar. Dan versi kedua, lebih dinamis.

Untuk kali pertamanya aku dengar penyanyi muda dengan bakat yang luar biasa. Terlepas dari Erwin Gutawa, Gita punya peluang untuk menjadi diva musik Indonesia pada generasinya. Ia berbeda dengan penyanyi pop muda lainnya. Suaranya begitu khas. Dengan oktaf yang tinggi. Melengking, membuncahkan kesunyian.

Dan kali pertama aku secara sengaja mencari lagu tertentu. Biasanya stok lagu di komputerku hasil pemberian teman-teman. Atau juga pacar. Maklum aku tidak terlalu mengikuti berbagai macam perkembangan musik Indonesia atau luar. Meskipun aku penikmat musik. Bisa dibilang aku orang kolot dalam masalah ini. Isi folder musikku hanya itu-itu saja. Tidak banyak berubah.

Aku dengar pertama kali Gita dengan Sempurna-nya ketika dalam perjalanan pulang Pemalang – Purwokerto. Waktu itu dengan beberapa teman di satu mobil. Mungkin saat itu ketertarikanku didukung oleh audio system mobil yang halus. Namun, benar, memang suaranya tetap halus meskipun diputar melalui Winamp 5.1 dengan speaker standar, Simbadda 1800. Alhasil, perjalanan Pemalang – Purwokerto yang berlika-liku menjadi semakin menarik, lebih hidup dengan panorama alam pegunungan.

Dibawa khayal, aku ingin sekali bertemu dengan Gita. Sesekali ingin ngobrol. Entah apa yang akan diobrolkan. Minimalnya aku ingin memberikan apresiasiku atas lantunan lagunya. Selain Sempurna, Kembang Perawan juga membuatku hanyut. Hanyut dalam sebuah alam yang hijau. Angin mengalir dengan sejuk. Pepohonan melambai dengan daun-daunnya. Dan bunga bermekaran memberikan senyumannya. Itulah saat si Kembang Perawan merasakan jatuh cinta. Begitu indah dunia terasa.

Satu lagi yang membuatku takjub, dia mampu mengimbangi alunan tuts-tuts piano yang bernada tinggi. Tanpa sekalipun terdengar menarik nafas ditengah-tengah lantunan lagu. Kalau kita jeli, perhatikan ritme pada equalizer Winamp, menanjak naik pada saat-saat tertentu. Aku kira sedikit orang yang mampu.

Tidak berlebihan jika aku memuji Gita sebagai “Diva Muda Indonesia”. Seperti menanam padi, saat waktunya tiba, padi akan menguning, menunduk tanda berisi. Semoga juga di masa keemasannya kelak, Gita tetap menunduk, meski suaranya terus melengking naik.

Seorang Gita, menyanyi dengan perasaanya. Klimaks penghayatannya bisa membuat pendengar terkesima. Ia menyanyi seperti angin ketika berhembus di pagi hari. Dingin, menusuk, namun entah dari mana kesejukan senantiasa dapat dirasakan.

Untuk Gita, Proficiat!

4/3/2008
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :