Otak Overload


Oleh: Firdaus Putra A.

Pagi ini aku terbangun di rumah, Pekalongan. Tidak ada yang banyak berubah. Berikut juga keluhanku ketika di rumah. Nyamuk menemaniku dengan kegaduhan yang menyakitkan. Sampai-sampai, aku lupa antara tidur dan terjaga. Mungkin memang sudah kaprahnya daerah panas. Nyamuk bersarang di mana-mana.

Pagi itu jalanan mulai ramai. Karyawan kantor, mengantor. Anak sekolah, bersekolah. Semua aktivitas terjadi di jalan dan waktu yang sama. Bising. Beberapa kali juga aku sempat kaget, ketika motor-motor besar lewat depan rumah. Atau ketika truk pengangkut material bangunan lewat. Mengangguku.

Entah karena sudah terbiasa dengan sepi, aku tak nyaman berada di rumah. Tidak ada jeda untuk merehatkan otak. Energi otakku cukup boros. Menerima rangsangan suara. Mendefinisikannya, dan membuatnya nampak terdengar. Belum lagi ketika karyawan, atau penjahit mulai berdatangan di rumah. Suara mesin menyalak-nyalak. Tak cukup, suara radio senantiasa mengiringi sampai mereka laut di sore hari.

Aku heran, mengapa keluargaku bisa hidup dalam kebisingan seperti ini. Apa lantaran terbiasa? Kebisingan yang tidak menenangkan. Bahkan, salah satu budeku harus menginap ke rumah lain lantaran bising. Ia sakit. Dan ia butuh ketenangan.

Atau jangan-jangan aku juga sakit. Dan membutuhkan ketenangan? Sepertinya tidak. Aku hanya tak biasa di sini, di rumah.

Memang aku suka dengan kesepian, ketenangan. Banyak aktivitasku yang berteman dengan sepi dan tenang. Entah sekedar membaca buku. Membuat tulisan. Atau sekedar diskusi dengan teman-teman.

Aku mulai berpikir, seumpama Purwokerto City Walk (PCW) jadi dibangun, mungkin kebisingan akan mengangguku. Memang berbeda kebutuhan situasi industri dengan situasi belajar atau pendidikan. Industri, semakin bising, semakin ramai, maka semakin bagus. Mesin berputar cepat. Orang-orang mengikuti tanpa interupasi. Dan artinya, roda ekonomi berjalan cepat.

Sedangkan tempat belajar atau pendidikan, orang-orang harus bergerak cepat. Namun dengan sedikit suara. Atau justru mereka harus bergerak lambat. Mengurangi kecepatan fisik, mempercepat kerja otak. Dalam tubuh yang diam, otak akan bekerja melampauinya.

Buktinya, saat aku terdiam, pikiranku selalu ke mana-mana. Entah melamun, merenung, atau berkhayal. Pikiran selalu dinamis dalam kestatisan tubuh. Sedang saat begerak cepat, pikiran harus menyediakan energi dalam bentuk konsentrasi. Alhasil, ia menjadi sekedar alat bantuk teknis, ya seperti tongkat.

Mungkin kapan waktu kamu perlu mengurangi gerak. Kapan waktu cobalah untuk diam. Aku yakin, pikiranmu akan lebih bebas melesat ke cakrawala idea. Tubuh ini, terlalu mengkerangkeng kita. Tubuh ini, terlalu manja dan selalu meminta dilayani otak. Dalam kecepatan gerak, energi otak kita hanya habis sebagai pelayan si wadag yang statis.

Bagaimana cerita PCW? Sayangnya industri dan tempat belajar sedemikian dekat. Hanya berjarak 100-300 meter dari kampus. Ia menuntut kecepatan gerak fisik. Angkot-angkot yang berseliweran. Kendaran bermotor saling beradu suara. Obrolan pengunjung menjadi hingar-bingar. Musik pengiring sebagai back sound stand belanja. Belum lagi, desingan mesin pendingin ruangan. Suara mesin pembangkit listrik. Banyak suara, bunyi, bersatu padu. Lahirlah keriuhan, keramaian, kebisingan.

Sebaliknya, otak kita menjadi lambat. Belajar menjadi lambat. Iklim pendidikan pun menjadi lesu. Otak menjadi kian tumpul. Otak mengalami over load rangsangan. Konsentrasi menjadi buyar.

Itu hanya khayalanku semata. Belum tentu benar. Acuhkan saja. Hanya dengan ketaknyamananku di rumah, tentunya aku tidak bisa meng-gebyah uyah semuanya. Atau memang benar. Sekurang-kurangnya, bahwa kerja otak berbanding terbalik dengan tubuh. Otak cepat, tubuh lambat. Tubuh cepat, otak lambat. []

17/04/2008 diposting di Pekalongan
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :