Ortu Nge-Net
Oleh: Firdaus Putra A.
Sudah beberapa minggu sebelum pulang, aku dapat kabar kalau bapakku punya HP baru. Bahkan ibu menawarkan HP itu untuk aku miliki. Tapi, aku tolak. Sesampai di rumah aku penasaran, HP tipe apa gerangan. Dan benar, cukup bagus dan lengkap untuk bagi orang tua, Nokia 3230.
Aku pinjam dan aku utak-utik. Banyak menu tersedia, mulai dari beberapa game, pengedit foto, pengedit video, Quran digital, pemutar musik (MP3), pemutar film (Real Player), dan sebagainya. Sayang, ada satu menu yang menurutku kurang, Mini Opera.
Cukup lama aku utak-atik seting GPRS, tidak berhasil. Karena menyerah aku konsultasikan ke customer service IM3. Aku diberi tahu prosedur pengaktifan GPRS. Dan benar, selang beberapa menit, aku utak-atik lagi, GPRS aktif.
Pertama yang aku lakukan men-download Mini Opera, fasilitas mini searh engine yang biasa digunakan di ponsel. Donwload berhasil. Selang satu menit proses instalasi pun selesai. Mini Opera sudah bisa digunakan. Untuk tes, aku ketik URL blogku, dan berhasil. Tampilan lengkap dengan gambar ilustrasi dapat aku lihat.
Yakin sudah bisa, aku beritahu ibu caranya nge-net (menggunakan internet). Beberapa kali aku ulangi cara-cara menekan tombol yang mana. Cara menggunakan Google searh engine, dan prosedur pencarian kata kunci lainnya. Ibu paham.
Tak lupa aku jelaskan pada ibu kalau internet menawarkan apapun yang kita perlukan. Ibuku meminta informasi tentang penyakit asam urat. Aku google kata kunci, “asam urat”. Dalam hitungan detik, beberapa informasi tersaji. Aku perlihatkan dan aku bacakan tulisan itu. Ibuku senang.
Lantas aku persilahkan ibu untuk mencobanya sendiri. Dengan hati-hati ia menekan beberapa tombol yang aku “diktekan”. Sampai juga pada menu google. Ia memasukan kata kunci, Dewi Persik. Loading berhasil, tampillah tulisan dan gambar Dewi Persik. Terlihat ibuku senang sekali. Bisa menikmati informasi itu.
Kemudian ia meng-google kata kunci lain, Maia Estiyanti. Tidak sesuai yang ia kehendaki (Maia Dhani). Aku jelaskan padanya kalau penulisan kata kunci harus betul. Seingatku Maia Estianti, bukan Estiyanti. Ibuku mengetik ulang. Dan berhasil.
Hanya dalam 10 -15 menit ibuku sudah mampu mengoperasikan internet. Artinya ia akan memulai “babak baru kehidupan”, dunia tanpa batas, open source, dan dunia kelimpahruahan informasi. Meski saat ini, ia hanya senang meng-googling kata kunci “nama-nama artis”. Ia masih senang mengakses informasi gosip. Tak mengapa, semoga bisa berubah.
Sorenya aku lihat bapak sedang mengutak-atik HP. Sekalian aku ajari untuk menggunakan internet. Ia memperhatikan ketika aku menekan beberapa tombol. Sebagai contoh, aku bukakan blogku. Setelah itu aku perlihatkan web site resmi Gus Mus. Maklum, ia pernah nyantri Yai Bisri. Aku klik satu judul, dan dalam hitungan detik tulisan tampil penuh berikut foto Sang Kyai. Ia senang melihatnya. Ia ambil kaca mata dari meja. Ia baca tulisan Yai-nya.
Aku tinggalkan ia sendirian di kamar. Aku tinggalkan ia untuk menikmati tausyiah a la Gus Mus yang sejuk dan tentunya Islami. Selang beberapa menit nampaknya ia selesai membaca tausyiah itu. Aku berikan contoh situs lain, Kompas.com, Detik.com, dan sebagainya. Ia memahaminya.
Sekarang aku sudah kembali ke Purwokerto. Aku tak tahu apakah ibu dan bapakku masih bisa mengoperasikan Mini Opera. Aku juga tak tahu apakah ibuku masih suka menggogling artis-artis ibu kota. Aku juga tak tahu apakah bapakku hapal URL situs Gus Mus. Yang jelas pada kedua orantuaku aku berharap, semoga persentuhan kali pertamanya dengan internet bisa membuka cara pandang baru, cara pandang yang lebih inklusif dan toleran.
Pada Tuhan aku berdoa, semoga mereka berdua senantiasa mau dan mampu belajar hal-hal baru. Semoga mereka berdua menjadi sosok “orang tua modern”. Amien. []
0 comments :
Posting Komentar