Kerja Apa?


Oleh: Firdaus Putra A.

Pertanyaan ini selalu dilontarkan ibuku, saudara-saudaraku, tetanggaku, saat aku pulang ke Pekalongan. Seperti kemarin, saat bersama aku dan bapak, ibu mengulangi pertanyaan itu. Jujur, aku bingung kalau ditanya masalah kerja selepas kuliah. Aku tak tahu harus menerangkan seperti apa. Ditambah ibuku mengharapkan agar aku menjadi seorang PNS.

Memang keinginan itu sudah lama ia sampaikan. Artinya harapan itu benar-benar sebuah harapan ibu pada anaknya, Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan nada becanda aku menanggapi, sebenarnya aku sama sekalu tidak tertarik dengan PNS. Kerja PNS (misal Pemda) terlalu sederhana. Banyak waktu luang di kantor. Sama sekali kurang menantang dan lain sebagainya. Aku sampaikan, seumpama aku menjadi PNS, bisa jadi otakku tambah tumpul. Sama sekali tidak terasah.

Bagaimana terasah kalau setiap hari PNS hanya memenuhi rutinitas yang semestinya di kantor. Bagaimana mungkin tertantang kalau PNS hanya sendiko dawuh pada atasannya. Aku tidak bisa membayangkan begitu membosankannya kerja itu. Aku rasa, aku tidak akan bisa menikmatinya.

Saat KKN aku ke kantor Pemda Banjarnegara untuk mengurus sesuatu. Meski jam kerja, kalau tidak salah jam sebelasan, beberapa pegawai aku lihat hanya bermain game, Bounce. Ada juga yang bermain Zuma, Solitaire, dan sebagainya. Sekali lagi, saat jam kerja. Pemandangan seperti ini juga dibenarkan temanku KKN desa lain saat berkunjung ke Pemda Banjarnegara.

Masih bersama bapak, lantas ibuku bertanya, sebenarnya aku ingin kerja seperti apa? Dengan sedikit becanda aku sampaikan kalau aku ingin, selama aku bisa, mengabdikan hidupku pada kemanusiaan. Aku tak tahu apakah ibuku paham apa yang aku katakan. Akhirnya aku timpali, kalau tidak di penelitian, aku ingin di pemberdayaan (LSM).

Ibuku menimpali, “Kemanusiaan, lha nanti ibu dapat apa?”. Sebuah lontaran yang sulit, karena aku rasa lontaran ini bersifat emosional, ibu dengan anak. Masih dengan nada becanda aku jawab, “Kalau sekarang kan ibu dan bapak masih cukup sejahtera. Masih bisa mencari nafkah sendiri”. Aku tak tahu apakah jawabanku menyinggung perasaannya atau tidak. Tapi memang pertanyaan itu sangat pelik, problematis. Sekurang-kurang membenturkan aku pada beberapa pokok masalah; keinginanku untuk memperoleh kerja yang bisa aku nikmati, kepedulianku pada kemanusiaan-kemasyarakatan, dan keinginan ibuku untuk bisa mensejahterakannya.

Mungkin cara berfikirku paling beda di antara keluargaku. Aku bisa memaklumi itu, ibu dan bapakku seorang wiraswasta dengan membuka usaha konveksi kecil-kecilan. Saat ini ada 10 – 12 pekerja (penjahit) yang kerja di rumahku. Kakakku yang pertama, Mbak Izza, sebagai ibu rumah tangga dan juga membantu konveksi ibu-bapakku dengan tiga penjahit di rumahnya. Kakakku yang kedua, Azza sebagai web master di salah satu CV di Pekalongan. Sedangkan saudara-saudaraku (dari keluarga bapak) semuanya membuka usaha konveksi.

Di antara orang-orang itu, hanya bapak dan kakakku yang kedua saja yang mungkin bisa memahami keinginan dan alasanku. Sekurang-kurangnya dalam sebuah obrolan ringan, Azza pernah sedikit memasuki diskusi tentang idealisme. Aku paham maksudnya. Dan aku rasa ia juga memahami kedirianku.

Sampai sekarang pertanyaan, “Mau kerja apa?” adalah salah satu faktor yang membuatku kurang nyaman di rumah, yang lain, “Kapan lulus?”. Selebihnya alasan teknis, aku tidak mempunyai kamar sendiri, sehingga setiap kali pulang dalam kondisi apapun aku tidur di ruang tamu di atas sofa. Udara Pekalongan terlalu panas, membuat aku tidak nyaman. Malam harinya, banyak nyamuk yang menemani tidurku dengan cupangan merah di sekujur tangan dan badan. Rumahku terlalu ramai, berisik lantaran suara mesin jahit 10 -12 mesin, mulai jam sembilan pagi sampai jam empat sore. Belum lagi malamnya kalau sedang lembur, dari ba’da maghrib sampai jam 21.30 WIB. Dan satu alasan pendukung, pacarku asli orang Purwokerto. []
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :