Friend Find Desire
Oleh: Firdaus Putra A.
Siapa yang tak kenal beberapa forum seperti Friendster, Hi5, Facebook, Yuwie, Adultfriendfinder, Indonesian Single, dan seterusnya? Saya yakin kita sebagai orang yang akrab dengan dunia maya mengantongi setidaknya satu akun (account) di antara beberapa forum di atas.
Banyaknya provider yang menyediakan berbagai layanan social cyber network menunjukan tingkat sosialitas masyarakat dunia maya yang tinggi. Adanya fasilitas “Find friend” merupakan ekspresi dari keingingan untuk saling menyapa satu sama lain, meski awalnya tak saling kenal.
Hasrat untuk mencari teman itu begitu meluap. Bahkan sampai beberapa teman saya terlihat lebih mengejar kuantitas teman daripada kualitas pertemanan. Yang paling sederhana bisa kita kenali dengan mudahnya untuk meng-add dan meng-approve satu sama lain. Meskipun pada akhirnya, di kemudian hari saling sapa dan saling bincang relatif jarang.
Meski demikian, banyaknya kuantitas tetap saja bermanfaat. Sekurang-kurangnya bagi yang sedang mengkampanyekan sesuatu, entah gagasan, ide, atau kampanye dalam rangka pemenangan politik, akan sangat terbantu dan kian massif. Lihatlah Obama dengan Facebooknya yang sampai menembus ribuan orang teman. Apakah kita yakin kalau Obama akan menyapa satu persatu? Tentu saja tidak. Atau Facebook beberapa tokoh Indonesia, artis, penulis, dan sebagainya. Di sini, fasilitas social cyber networking menjadi sangat strategis fungsinya.
Memang kembali lagi, tarik ulur antara kualitas dan kuantitas menjadi kendala tersendiri. Namun, saya rasa kendala itu bisa semakin minim dengan tersedianya fasilitas internet yang semakin baik. Sejurus dengan itu, jangan dilupakan untuk mengakses internet kita membutuhkan sejumlah uang. Nah menurut saya, di sinilah ironisnya. Kualitas dan kuantitas bisa kita raih secara beriringan dengan catatan seberapa mampu kita membayar billing di Warnet atau tagihan telepon rumah/ kantor kita. Relasi ini bisa dipahami dengan melihat bahwa social network yang ada dibangun di atas batu bata teknologi informasi yang di Indonesia terbilang masih mahal.
Lepas dari itu, hasrat untuk mencari teman sebanyak-banyaknya merupakan paradoks dari modernisasi dengan individualitasnya. Masyarakat modern lanjut, seperti sekarang ini, terlihat justru haus untuk saling menyapa, memberi kesaksian (testimoni), dan sebagainya satu sama lain.
Bahkan beberapa provider, seperti Yuwie, akan membayar kita untuk setiap teman yang membuka dan membaca Profile, Send Message, Public Photos, dll kita. Yuwie akan membayar pernak-pernik aktivitas pertemanan kita karena pada setiap halaman ia memasang sejumlah iklan (advertise). Sehingga bagi orang yang memiliki akun pada Yuwie, semakin banyak teman sama dengan semakin banyak dolar yang akan masuk ke akun Paypal kita.
Sedang Facebook ternyata menyediakan on-line chat yang secara otomatis mendeteksi siapa saja teman kita yang sedang on-line saat itu. Fasilitas ini tentu bisa mempertinggi kualitas pertemanan karena tegur-sapa bisa berlangsung dengan spontan nan komunikatif. Seperti pengalaman saya chat dengan Budi Handuk (Tawa Sutra) saat dia sedang on-line. Momen-momen seperti inilah yang bilamana sering terjadi, akan memperkuat kualitas social networking kita.
Sedangkan Adultfriendfinder lebih memfokuskan diri pada layanan dating (kencan). Tentu saja tujuan utama para anggotanya adalah mencari teman kencan sampai aktivitas seksual. Hampir sama dengan Adultfriendfinder, Indonesian Single lebih menyerupai “mak comblang” modern yang memanfaatkan teknologi informatika.
Di lain sisi, Friendster nampaknya akun yang paling banyak dimiliki oleh sebagian besar netter. Pasalnya Friendster ruang berekspresi yang bisa ditorehkan melalui berbagai macam desain template. Fungsi “Customize” dalam Friendster sangat disenangi oleh para anggotanya untuk membuat tampilan (appereance) akun miliknya berbeda dengan yang lain. Tentu saja ini berbeda dengan Facebook yang tak menyediakan layanan “Customize” template.
Yang jelas dari beberapa provider di atas, masing-masing menyediakan berbagai fasilitas yang mungkin menjadi kelebihan dan tak dipunya provider lain. Sehingga memilih provider mana yang akan kita gunakan secara serius, tentu saja kita perlu menjawab pertanyaan dasar, “For what we find friend?” Kemudian barulah kita seriusi akun mana di antara banyak akun yang kita punya. Saat ini saya sedang menyeriusi Facebook dan baru kemudian Friendster. Kalau Anda? []
Note: Dimuat juga di http://bahureksa.web.id dan http://we-press.com
0 comments :
Posting Komentar