Pringgolayan


Oleh: Firdaus Putra A.

Rumah itu cukup, cukup kecil. Ukurannya hanya 3 x 4 meter. Di lantai pertama perkakas masak, bumbu dapur, pakaian kotor, almari makan, gelas-piring, dan berbagai barang lainnya tertata tak begitu rapih. Di pojok ruangan, dekat pintu, ada sekat dinding membentuk bidang L yang nampak seperti “kamar mandi”. Tidak ada daun pintunya. Bidang L itu barangkali hanya berukuran 50 x 50 cm. Ada tumpukan piring-mangkok kotor. Juga rendaman pakaian di ember kecil serta air di dua ember kecil.

Dinding ruangan itu belum disemen. Terlihat jelas kotak-kotak batu bata nan merah. Beberapa sisinya terpasang poster atau kalender caleg-caleg daerah Solo. Sedang atapnya, adalah kayu papan yang ditata berjajar setinggi, mungkin, dua meter. Di sudut ruang terlihat anak tangga permanen dari balok-papan kayu. Tangga itu menuju lantai dua.

Di lantai dua inilah bidang papan yang berjajar berubah menjadi lantai. Di atasnya kasur atau yang pasti alas tidur berikut bantal dan selimut berantakan tak beraturan. Dua meter di atasnya atap seng menancap kuat di kayu-kayu reng. Beberapa pakaian menggantung di hanger pada kayu-kayu reng itu. Di sebelah tangga masuk, televisi kecil mungkin 12 inch, tertata di atas meja kayu kecil. Di ruang inilah Mbak Siol (34 th), Ning (18 th), Dilah (10 th), Ihsan (8 th), dan Aisyah (1 th) tidur berhimpitan. Sedang Om Marsono (36 th), tidur di ruang samping masjid sepuluh meter dari rumah kotak itu.

Gang itu dipenuhi rumah-rumah seperti rumah kotak itu. Ada beberapa yang terlihat lebih lebar. Tapi sebagian besar ukurannya sama. Hunian itu mereka bangun di atas tanah Pemda Solo, kata Om Marsono. Tidak ada penarikan pajak, retribusi, dan semacamnya. Jadi bila mana Pemda menghendaki, pemukiman mereka bisa digusur sewaktu dibutuhkan. Lokasi pemukiman itu tak jauh dari bantaran sungai yang sempat jebol beberapa pekan lalu.

Pagi hari gang itu penuh ramai. Ibu-ibu memandikan anak-balitanya di pinggiran jalan. Beberapa pedagang sayur melintas. Beberapa anak pergi ke sekolah. Beberapa pemuda asyik menonton televisi. Sedang seorang ibu muda yang rumahnya berhadap-hadapan dengan Mbak Siol sibuk merajin kok bulu angsa.

Jam setengah enam Mbak Siol sudah mulai memasak. Ning, putri remajanya turut membantu. Selang dua jam, tak terdengar suara mereka. Mbak Siol menggendong Aisyah membantu Ning berjualan soto di samping lapangan SD. Dari lapangan itu, terlihat pondok pesantren Ngruki asuhan Abu Bakar Ba’asyir. Pondok itu terlihat gagah, berbeton kuat, luas, dan tegak berdiri. Dari lapangan SD mungkin butuh waktu kurang dari 15 menit berjalan kaki sampai ke sana.

Kondisi keluarga Mbak Siol tak jauh beda dengan enam-tujuh tahun lalu. Dulu saat SMA, saya menginap dirumahnya, dirumah a la kadarnya. Kami, berenam tidur dalam satu alas. Dulu rumahnya hanya berlantai satu. Ukurannya mungkin 4 x 5 meter. Sebagian ruang disekat menggunakan almari makan-baju sebagai dapur yang a la kadarnya. Dulu, malam hari di ruangan itu terasa panas dan sumpek.

Sedang malam yang lalu, saya tidak merasakan panas dan sumpek itu. Malam yang lalu, di rumah kotak kecil berlantai dua, saya dan Om Marsono justru tidur di ruangan masjid yang tak jauh dari rumah itu. Saya bangun dengan segar tepat saat adzan Subuh berkumandang. Saya shalat dan kembali ke rumah kotak itu untuk mengeluarkan motor dari ruang lantai satu.

Di lantai dua saya sambung beberapa jam untuk memejamkan mata. Menatap atap seng, saya lihat untaian kerajinan tangan dari sedotan plastik digantung dan berputar. Inilah barangkali mainan si Aisyah di saat menjelang tidur. Mainan yang meninabobokan sampai hari tak terasa keras, panas, dan sedikit naas. Di sekitar daerah Pringgolayan itu saya melihat dunia tak sebegitu indah, sekurang-kurangnya bagi keluarga Mbak Siol. []

PS: Mbak Siol, dulu adalah tetangga tepat samping rumah kami saat di Bojong Pekalongan. Sedang Om Marsono adalah suami yang rajin dan pekerja keras, asli Solo.
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :