"Jalan Kesehatan"

Oleh: Firdaus Putra A.

Tadi petang saya iseng mencicipi “Jalan Kesehatan” di kampus FISIP. “Jalan Kesehatan” itu sepanjang 20 meter dengan batu koral/ kerikil di atasnya. Saya lepas sandal. Mulailah langkah pertama dengan hati-hati. Rasanya tidak sesakit yang saya bayangkan. Bolak-balik saya berjalan di tengah kampus yang sepi itu. Kalau tak salah ada 10 menit saya mencicipinya. Kesimpulannya, setelah itu kaki terasa ringan dan plong!

Saya pernah dengar sehatnya jalan di atas bebatuan atau kerikil. Ibu dulu pernah melakukannya secara rutin di kala pagi berjalan telanjang kaki di jalan desa yang belum teraspal. Konon katanya berjalan di atas kerikil/ bebatuan/ koral merupakan salah satu teknik pijak refleksi pada syaraf-syaraf kaki. Saat di Madinah, Ayah juga menggunakan sandal kayu yang “berduri-duri” dan membawanya ketika pulang.

Sebenarnya dulu saya sering jalan kaki. Dari kos ke kampus. Kampus ke kos teman. Kampus ke fakultas lain dan seterusnya. Sampai-sampai kalau sekarang ingat masa itu, saya senyum-senyum sendiri. Pasalnya ternyata berjalan kaki sendirian terlihat seperti orang hilang. Itu dulu, sekarang sudah bawa motor sendiri jadi saya jarang jalan kaki lagi. Efeknya memang beda, sekarang saya lebih cepat lelah dan dada pegak (tidak plong). Karena bawa motor sendiri akhirnya saya sama sekali tidak pernah berolah raga. Ya, dulu jalan kaki saya anggap sebagai olahraga yang murah.

Nah, setelah mencicipi “Jalan Kesehatan” saya langsung ke kantin dan minum dua gelas air. Kemudian langsung saya googling “jalan kaki di atas kerikil”. Ada beberapa artikel dan beberapa kesaksian blogger yang saya temukan. Seorang blogger menginformasikan “Di Singapura sini jangan heran kalo anda melihat banyak manula yang berjalan tertatih-tatih di atas jalanan setapak berkerikil. Anda pasti bertanya-tanya gerangan apakah yang para manula itu sedang lakukan ? Jawabnya, mereka sedang melakukan pijat refleksi gratis. Setapak Berkerikil (SB) ini banyak didapati di bawah flat-flat di Singapura dengan desain yang beraneka ragam”.

Blogger lain menulis kalau di Bastyr University banyak wahana refleksiologi berupa jalan setapak dengan batu koral. Yang bersangkutan menulis, “Akhirnya aku baru ingat, kalo beberapa minggu yang lalu, kami emang baca Seattle Times koran mengenai pengobatan foot reflexology di Bastyr Uni. Katanya kalau setiap hari kita berjalan minimum 10 menit diatas batu-batuan itu bisa menurunkan tekanan darah tinggi dan penyakit dalam lainnya. Syaraf-syaraf itu berkumpulnya di telapak kaki, jadi bagian inilah yang musti distimulasi syaraf dan peredaran darahnya. Baru deh saya ngehhh....”.

Nah dari dua kesaksian itu, ada satu buku (e-book) berjudul “Sehat itu Murah” oleh Handrawan Nadesul pada hal. 141 seperti berikut, “Jangan Biasakan Berjalan di Atas Kerikil tanpa Alas Kaki – Ada kebiasaan buruk sengaja berjalan tanpa alas kaki di atas tanah berkerikil. Tujuannya agar menyehatkan kaki mengacu pada titik-titik meridian akupuntur. Terlepas dari kebenaran merangsang titik meridian, menginjak kerikil menimbulkan trauma mekanik pada telapak kaki (saraf, otot dan urat), selain trauma beban pada sendi, tumit, lutut, pinggang dan punggung. Mereka yang sudah mempunyai radang sendi atau mempunyai keluhan di kaki, tungkai, pinggang dan punggung, akan bertambah parah jika melalukan kegiatan ini”.

Saya anggap peringatan di e-book itu semata himbauan kepada penderita radang sendi dan sebagainya. Pasalnya dalam kutipan tersebut, sebenarnya si penulis memang mengakui efek refleksi kegiatan ini. Perhatikan frasa, “terlepas dari kebenaran merangsang titik meridian”. Artinya di awal si penulis menyatakan benar bahwa berjalan di atas kerikil merangsang titik meridian akupuntur yang menyehatkan saraf-saraf tubuh.

Oleh karena itu, seperti Mama-Cat, saya juga memimpikan mempunyai rumah dengan Setapak Berkerikil yang mengelilingi rumah. Di kanan-kirinya saya tanam rumput, bunga dan pepohonan. Saat pagi saya bersama istri akan menyusuri setapak itu sembari ngobrol ringan. Sepulang kerja, bersama anak saya akan kembali berjalan-jalan di atasnya. Sehat, bahagia dan sejahtera. Indah bukan impian rumah dan keluarga seperti itu? Hahaha. Entah kapan. []
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :