Oleh: Firdaus Putra
Karena dia layak memperolehnya, seseorang diberi penghargaan. “Something awarded or granted, as for merit” seperti nukilan dari thefreedictionary.com mendeskripsikan kata “award”.
“Merit” sendiri dapat bermakna “jasa”, “pantas”, “manfaat” atau lainnya. Jadi penghargaan selalu diberikan kepada seseorang yang pantas menerimanya lantaran jasa atau kiprahnya.
Penghargaan semacam itu bukan basa-basi seremonial atau kuis televisi. Melainkan sikap kerendah-hatian dengan penuh hormat untuk mengakui prestasi seseorang dalam bidang tertentu.
Dalam proses itu, tidak menarik membahas “apa” bentuk penghargaannya. Sebaliknya, lebih menarik untuk menyoal “mengapa” dia pantas menerimanya. Menyoal “apa” hanya akan melahirkan keangkuhan. Sedang menyoal “mengapa” akan membawa pada inspirational story yang dapat dicontoh orang lain.
Dalam “merit” selalu terkandung makna “layak”. Layak merupakan imbas dari rentetan aktivitas yang dilakukan seseorang; Berpikir, membangun, mengembangkan, memperbaharui dan seterusnya. Serangkaian aktivitas yang menyaratkan kata yang lain, “konsisten”.
Penemu-penemu kelas dunia yang berjasa bagi peradaban manusia selalu seorang yang konsisten. Ia menekuni bidang tertentu. Ia jatuh-bangun dan gagal puluhan bahkan ratusan kali dalam proyek penelitiannya. Tapi, ia punya sikap mental di luar kebanyakan orang, konsisten.
Kadang di sela-sela konsistensi perlu sikap lainnya, inovasi. Inovasi itu memberi sentuhan berbeda pada suatu hal. Konsistensi tanpa inovasi akan lahir kemandegan. Ia hanya seolah konsisten, padahal terpaksa karena keadaan.
Sedangkan konsistensi dengan inovasi melahirkan kondisi dinamis yang mana dia atau orang lain merasakan manfaatnya. []
Dimuat dalam Buletin Bulanan Kopkun Corner Edisi 3, Juli 2011, kolom End Note.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments :
Posting Komentar