Misteri

Pada mulanya adalah cinta dengan remah-remah hasrat. Bukan sesuatu yang serius. Tapi hal yang menyenangkan, penuh dengan kenikmatan. Itulah awal mula suami-istri bersatu tubuh. Memintal tubuh dengan tubuh. Persatuan ragawi penuh peluh.

Mungkin lebih sering spontan daripada terencana. Beroleh nikmat dan kepuasan. Berbonus pertemuan sel spermatozoa dan ovum. Di sana, di persatuan ragawi penuh peluh itu, ada motif rekreasi dan prokreasi. Lebih sering rekreasi berbonus prokreasi, mungkin.

Sampai hari tertentu, si istri girang. Ia mengandung. Sebuah proses rumit yang tak terpadani dengan kecanggihan komputer manapun. Sang suami bangga-bahagia. Ia bakal jadi Ayah. Dan kamu, bakal jadi anaknya.

Kamu lahir di angka kurang-lebih sembilan bulan pasca asyik di rahim Ibu. Masuk ke dunia yang tak pasti, yang tak seperti rahim ibumu. Semuanya serba tak pasti hingga kamu sering menangis untuk memastikan semua keinginanmu terpenuhi. Praktis, kamu belum bisa bicara. Dan tangismu adalah suara universal bayi pada ghalibnya.

Namun, ada kepastian yang kamu peroleh: jodoh, rizki dan mati. Sesekali, sampai semuanya terjadi, jodoh, rizki dan mati adalah misteri yang menyambutmu. Bukan sekedar menyambut, saat kamu mulai bisa berpikir dan mulai dewasa, kamu lalui misteri itu.

Misteri itu hadir dalam rentetan realitas. Dalam realitas itu, kadang kamu sempoyongan, mendongak wajah, kadang juga menunduk dalam-dalam. Ya, hidup bak lift yang naik-turun, berulang-ulang. Itu semua tentang bagaimana kamu menjadi seperti hari ini. Sebuah proses menjadi yang tak pernah usai. Ia adalah unfinished-being sampai akhirnya pada ruang post-factum kamu tahu endingnya.

Soal unfinished-being, manusia senantiasa berusaha. Agama, seperti kamu tahu, menambahnya dengan berdoa. Yang pasti tak ada cetak biru bahwa seseorang sudah ditakdirkan menjadi artis, misalnya. Atau menjadi pengusaha, guru atau buruh. Semuanya adalah susunan batu bata jejak langkah yang imbasnya, ia menjadi seperti sekarang ini. Dan kamu, menjadi sebagaimana saat ini.

Soal post-factum, tanyalah pada kakek-nenek yang menjalani hidup nyaris seabad. Dan ia pun, hanya dapat menjawab dua misteri; jodoh dan rizki minus mati.

Jodoh adalah perpaduan rumit antara keinginan, cinta-kasih, keadaan serta perkenan Tuhan. Sulit menimbang mana yang lebih menentukan. Faktor-faktor itu bersatu padu mewujud sebagai “suami” atau “istri”. Itulah jodoh ketika dibatasi sampai pada proses perkawinan dan kemudian beranak-pinak seperti sedianya manusia.

Sedangkan rizki, suatu sulaman passion, keadaan dan juga perkenan Tuhan. Tak seperti jodoh yang seringkali rumit karena domain rasa, rizki lebih mungkin terencanakan dan teramalkan. Hukumnya, siapa yang bersungguh-sungguh berusaha, Tuhan akan berikan lebih untuknya.

Dan soal terakhir yang tak dapat kakek-nenekmu jawab adalah tentang kematian atau limit usia. Soal ini, peramal mana pun akan angkat tangan. Ia sebenar-benarnya misteri dalam realitas sehari-hari.

Seperti 26 tahun lalu, melalui aktivitas yang menyenangkan, kamu mulai meng-ada. Pasca kamu ada, semuanya menjadi sedemikian serius. Dan sekarang, merayakan hari lahirmu juga lah peristiwa menyenangkan. Pasca itu, akan kembali pada keseriusan. Bahwa sekurang-kurangnya masih ada dua sampai tiga misteri yang belum terpecahkan.

Untungnya hidup tak senantiasa serius. Bermula dari “penciptaanmu”; prokreasi dan rekreasi adalah padu. Dan hidup adalah tentang meramu kesenangan, kesusahan menjadi sebuah kebahagiaan ultim. Hidup menjadi tak membosankan. Sebaliknya, ia begitu memesona dan menggairahkan untuk terus dihidupi.

Seperti puzzle, ada langkah lain setelah satu langkah. Ada teka-teki yang selalu bertaut. Ada tanya, ditemukan jawabnya. Terus, terus dan terus demikian. Puzzle atau teka-teki sekedar serpih kecil dari misteri. Sedang ujung akhirnya tetaplah sebuah misteri yang begitu menggoda untuk kau sibak. Seperti halnya “0980331”, bagian dari nomor ponselmu, adalah misteri atau sekedar teka-teki (?).

E.C., selamat ulang tahun! Semoga kebahagiaan ultim segera kau raih, dalam karir, jodoh dan perkenan Tuhan. Amien. []
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :