Nasionalisme Orang Muda

Mungkin untuk orang muda, 17 Agustus tak sesakral bagi kalangan tua apalagi para veteran. Hari Kemerdekaan itu boleh jadi dihayati secara berbeda; Peringatan hari besar nasional yang pada hari itu diliburkan dan dipenuhi berbagai perlombaan. Tidak lebih.

Ini soal bagaimana orang muda memaknai keindonesiaannya. Memaknai dirinya bagian dari Indonesia, negeri yang kebanyakan orang mudanya menggunakan fesbuk, BB dan berbagai gadget canggih lainnya.

Memaknai keindonesiaan sama halnya dengan menyoal nasionalisme. Lantas apakah orang muda itu tak lagi nasionalis? Atau justru mereka mempunyai makna lain nasionalisme?

Bersama Dewan Ketahanan Nasional, Tempo Institute pernah menggelar sayembara esai bertajuk “Nasionalisme a la Gue” pada 2009 & 2010. Dan benarlah, pada orang muda, nasionalisme dimaknai secara kreatif dan menemukan bentuk yang lebih cair. Nasionalisme usang seperti; mengikuti upacara, mengerek bendera di depan rumah, berbaju batik dan sebagainya, nyaris mereka kritik-tolak. Yang ada adalah nasionalisme a la anak muda. Sebuah nasionalisme yang bergumul erat dengan budaya pop.

Pada reniknya, nasionalisme mereka lahir dalam ruang-ruang musik, ekonomi kreatif, film indie, kewirausahaan sosial, backpacking keliling Indonesia dan sebagainya. Sebuah nasionalisme yang langsung menyentuh pada minat mereka sebagai orang muda.

Nasionalisme orang muda, boleh jadi nasionalisme yang penuh dengan optimisme dan keriangan. Optimisme tentang “bela negara” dan keriangan sebagai bagian dari hobi atau aktivitas yang mereka geluti dengan rasa senang.

Namun jangan heran, sebagai generasi yang aktif berjejaring sosial, mereka tetap peka terhadap masalah bangsa. Lihatlah beberapa Gerakan Sosial Baru lahir dari internet dan berlabuh pada gerakan nyata. Ada beberapa contoh menarik; Bagaimana Koin Keadilan untuk Prita justru lahir melalui rahim fesbuk. Juga bagaimana IndonesiaUnite yang lahir dari twitter. Ada juga gerakan “Beli Indonesia” di Solo & sekitarnya.

Klimaksnya, Pandji—komedian, presenter & rapper—menulis sebuah buku “Nasional is Me”. Sebuah penghayatan nasionalisme orang muda di abad 2.0 yang boleh jadi membuat gregetan kalangan tua, apalagi veteran perang. Selamat merayakan 66 tahun Indonesia Merdeka, selalu riang & terus optimis! []

Dimuat dalam Buletin Kopkun Corner Edisi 4 Agustus 2011, Indonesia Merdeka [download]

Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :