Berkata “ya” pada kehidupan, itulah terjemah bebas dari amor
fati. Sebuah sikap penerimaan atas segala ihwal yang kita alami. Artinya
menerima keadaan baik suka-cita pun juga
duka-cita.
Amor fati mengajarkan hidup untuk senantiasa mencintai
kehidupan berikut pernak-perniknya. Bukan sikap kekanak-kanakan yang “ya” pada
suka-cita dan “tidak” pada duka-cita. Melainkan, keduanya.
Namun, amor fati tak sama dengan menerima nasib begitu saja.
Justru sebaliknya, di dalamnya terkandung makna proses “menjadi” yang
terus-menerus (on being process). Karenanya, amor fati adalah sikap ketegaran
di satu sisi dan optimisme di sisi lain.
Amor fati tidak diucapkan dengan nada sayu penuh kekalahan.
Melainkan penuh senyum dengan badan tegak. “Ya, pada kehidupan!”.
Pergantian tahun pada dasarnya hanyalah perjalanan pada
garis imajiner. Namun segala ihwal yang terjadi dalam tahun itu sepenuhnya
konkrit. Begitupun dengan pergantian 2012 ke 2013 itu.
Dan saatnya kita seru, “Amor fati” pada tahun yang telah kita lewati dan tahun
2013 yang akan kita jalani. Tentu dengan keinsyafan penuh bahwa apa-apa yang
pernah kita alami, keberhasilan, kegagalan, suka dan duka, adalah mozaik
kehidupan yang sama manisnya.
Menerima satu sisi dan menolak yang lain justru akan mengurangi
keutuhan makna hidup dan kehidupan itu
sendiri. Karena hidup, sedari awal adalah paduan antara
kedua hal itu. Kearifan China mengilustrasikannya dalam bola Yin-Yang.
Sedang orang Jawa bilang hidup harus nrimo. Dan umat Muslim
punya kearifan tentang ikhlas pada apa-apa yang terjadi. Itulah kearifan
beragam tradisi yang secara karikatural menyeru, “Oke, hidup memang tidak mudah
dan saya akan tetap jalani”.
Amor fati, seperti kata Nietzsche, filsuf Prusia itu, adalah
bagaimana dengan sungguh-sungguh meng hidupi kehidupan. Live the life. Dan
begitulah seharusnya kita hadapi pergantian tahun ini. Selamat tahun baru 2013
untuk semuanya. Amor fati! []
0 comments :
Posting Komentar