Oleh: Firdaus Putra
Adalah Michel Foucault, pemikir yang singkap hubungan antara
savoir (pengetahuan) dengan pouvoir (kekuasaan). Menurut pemikir Perancis itu,
keduanya saling timbal balik. Pengetahuan akan lahirkan kekuasaan.
Sebaliknya, kekuasaan beroperasi melalui
rezim pengetahuan.
Contoh klasik teori itu misalnya bagaimana seorang dokter
punya kuasa penuh atas pasiennya. Apa sebab? Karena si dokter punya pengetahuan
kesehatan, yang buat dia punya otoritas.
“Kurangi rokok, kurangi begadang”, itu contoh perintah-nya.
Contoh sebaliknya, sering kita jumpai bagaimana pemerintah
dekati perguruan tinggi saat keluarkan kebijakan. Misal-nya, dengan gunakan
data penelitian perguruan tinggi tertentu untuk absahkan kebijakan pengurangan
subsidi BBM, be-berapa tahun yang lalu.
Inilah yang bisa terangkan mengapa pula lembaga-lembaga
survai menjamur. Lembaga satu dengan yang lain perang data untuk pengaruhi
opini publik. Investasi ratusan hingga milyaran rupiah bukanlah soal. Karena
data adalah sumber kuasa untuk gerakkan masyarakat.
Juga bagaimana iklan teve kadang sebut data atau hasil riset
tertentu. Dengan “data ilmiah” itu masyarakat akan percaya bahwa produk itu
“absah”. Absah untuk dikonsumsi, dipakai dan tentu untuk dibeli. Mungkin
seperti itu.
Tak heran jika ilmu manajemen kontemporer mulai bicara
ihwal knowledge manage-ment. Soal bagaimana mengelola pengetahuan; Yang
artinya, mengelola kuasa.
Bahkan dalam kasus korupsi yang saat ini heboh, bagaimana
tersangka harus upayakan data daging sapi untuk peroleh tambahan kuota impor. Praktik
korupsi itu jadi demikian “sopan”. Tak langsung bilang, “Saya butuh tambahan
kuota dan saya punya kompensasi untuk itu”.
Sebali-knya, lewat adu argumen
berbasis data. Mungkin juga debat soal metode atau rumus
mengapa keluar angka sebesar/ sekecil itu.
Savoir et pouvoir, pengetahuan dan kuasa bak sisi keping
uang. Jadilah savoir tak bebas nilai.
Ia ada karena pouvoir. []
Dimuat di Buletin Kopkun Corner Edisi 24 Juni 2013
1 comments :
Salam gan, berkunjung sambil baca-baca tulisan bermutu.
Posting Komentar