DRAFT (BELUM BOLEH DIKUTIP)
Boleh jadi judul di atas adalah
the inconvenient truth, sebuah
kebenaran yang membuat kita tak nyaman. Pasalnya banyak orang memahami tujuan
berkoperasi itu untuk memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Sehingga bila koperasi
tak bisa mencetak SHU, koperasi tersebut dianggap tak mampu merealisasikan
aspirasi anggota dan tujuan adanya.
Mari kita bedah sebenarnya
bagaimana posisi SHU dalam koperasi? Adakah karakternya sama dengan deviden di
Perseroan Terbatas (PT)? Apakah SHU sama dengan laba dalam pengertian pada
umumnya?
Filosofi Koperasi dan Ironi SHU
Praktik di lapangan orang
senantiasa mengharapkan SHU saat berkoperasi. Ironisnya, SHU yang mereka terima
nilainya tak akan bisa lebih besar daripada penghasilan bulanannya (gaji,
honor, upah dan sebagainya). Hal ini mudah dipahami karena SHU dibayarkan
setahun sekali yang angkanya dihitung dari kontribusi (modal) dan partisipasi
(transaksi) anggota tersebut.
Sehingga bila SHU digunakan
sebagai alat untuk menciptakan kesejahteraan anggota, demikian secara umum kita
pahami visi koperasi, maka hal itu tak akan pernah tercapai. Dalam hal ini
kesejahteraan yang dimaksud adalah tercukupinya kebutuhan-kebutuhan pokok
seperti sandang, pangan, papan serta pendukung pokok lainnya seperti pulsa,
bensin dan lain-lain.
Sebenarnya ironi SHU itu tak
akan terjadi ketika kita memahami filosofi koperasi. International Cooperative
Alliance (ICA) mendeskripsikan koperasi sebagai perhimpunan orang otonom yang
bersatu untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi dalam bidang ekonomi, sosial dan
budaya melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara
demokratis. Definisi itu menyiratkan bahwa tujuan berkoperasi yakni dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya anggotanya.
Bila mana kita buat matriknya akan muncul seperti ini:
Jenis
Kebutuhan
|
Produksi
|
Konsumsi
|
Keuangan
|
Ekonomi
|
·
Bahan baku
·
Pemasaran
·
Pengembangan kapasitas produksi
|
·
Barang kebutuhan
·
Barang bermutu
·
Layanan prima
·
Harga murah
|
·
Simpanan
·
Pinjaman
·
Produk keuangan lainnya
|
Sosial-Budaya
|
·
Asuransi komunitas
·
Ruang sharing
|
·
Asuransi komunitas
·
Ruang sharing
|
·
Ruang sharing
|
Bila mencermati matriks di
atas, maka sebenarnya SHU tidak menjadi tujuan berkoperasi. Apa-apa yang
tercantum dalam matriks di atas bila dikuantifikasi dalam uang, nilainya tentu
lebih besar daripada SHU yang diterima anggota tiap tahunnya.
SHU seperti penyebutannya
sekedar sisa dari hasil usaha koperasi yang digunakan untuk pemupukan modal dan
keperluan lainnya. Terakhir bila mana masih bersisa, dibagilah kepada para
anggota. Namun ekstrimnya bila sampai tidak bersisa untuk anggota pun, hal itu
bukan masalah karena tujuan utama anggota berhimpun dalam rangka mencukupi
kebutuhan seperti di atas.
SHU menjadi ironi dalam
koperasi bila motivasi anggota dalam berkoperasi seperti motif mereka misalnya
dalam berinvestasi atau berdagang. Yang kemudian mereka menganggap bahwa SHU
adalah laba yang harus ada karena tujuan utama usaha itu adalah mencari laba.
Nalar mencari laba (profit oriented)
ini yang sebenarnya menyesatkan. Hal itu akan membuat perusahaan koperasi
menjadi kapitalistik dan bisa kontra produktif terhadap kebutuhan dan aspirasi
utama anggota-anggotanya. Misalnya, dalam rangka mempertinggi laba (SHU)
koperasi akhirnya menyelenggarakan usaha yang paling menguntungkan meskipun
tidak dibutuhkan anggotanya.
Beda SHU, Deviden dan Laba
Sudah tepat sekali koperasi
menggunakan istilah SHU bukan deviden atau laba. Istilah ini sangat filosofis
maknanya dan bisa menjelaskan secara utuh modus usaha koperasi. SHU yang
dimaknai sebagai sisa menyiratkan bahwa tujuan utama koperasi bukan mencetak
laba atau deviden. Melainkan adalah memenuhi, memfasilitasi atau
meyelenggarakan kebutuhan anggota. Dengan demikian perusahaan koperasi
sesungguhnya bersifat sosial atau yang sering disebut sebagai social enterprise.
Contoh sederhana dari sifat
perusahaan sosial itu misalnya pada fungsi efisiensi kolektifnya. Saya
membutuhkan sabun untuk mandi. Teman saya juga, teman yang lain juga. Sebutlah
ada sekitar 50 orang membutuhkan sabun untuk mandi. Jika saya beli satu buah
untuk sendiri, harganya sabun itu Rp. 3.000. Namun ketika saya beli 50 buah
untuk saya dan teman-teman lainnya, harga sabun menjadi Rp. 2.500. Dengan
membeli jumlah lebih banyak atau membeli dengan berkelompok kita akan
memperoleh harga yang paling efisien. Itu yang berlaku dalam koperasi konsumen.
Pada koperasi produksi hampir
mirip. Misalnya pada pengadaan bahan baku, harganya akan lebih murah ketika
beli dalam jumlah banyak. Anggota koperasi produksi itu juga akan memperoleh
efisiensi dalam pemasaran bersama. Dengan adanya pengurus/ manajemen, para
anggota cukup berkonsentrasi pada produksi dan koperasi yang bertanggungjawab
dalam pemasarannya. Distribusi peran ini akan membuat rantai produksi dan pasca
produksi menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam koperasi sektor
keuangan, seorang anggota yang berlebih kekayaan menabungkan uangnya. Di sisi
lain anggota yang membutuhkan akan meminjamnya melalui mekanisme kredit. Berbeda
dengan bank yang sudah mematok mekanisme kredit serta balas jasanya, melalui
koperasi anggota-anggota tersebut dapat mencapai titik yang paling efisien dan
adil. Fungsi intermediari berjalan yakni memediasi lalu lintas uang dari yang
berlebih ke yang kekurangan.
Untuk menyelenggarakan itu
semua, anggota kemudian menunjuk wakil-wakilnya sebagai pengurus. Usaha makin
membesar dengan konsekuensi biaya yang makin besar juga. Biaya ini mulai dari
sewa kantor, gaji pengurus, listrik, penyusutan dan lain sebagainya.
Biaya-biaya tersebut dikeluarkan koperasi dalam rangka menyelenggarakan
kebutuhan anggotanya. Pada akhir tahun, setelah total biaya-biaya dihitung dan
total pendapatan dihitung, ternyata masih ada sisanya. Itulah yang kemudian
disebut sebagai Sisa Hasil Usaha.
Maka SHU merupakan imbas dari
proses usaha yang mana usaha tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
anggota-anggotanya. Yang menjadi orientasi pertama usaha koperasi adalah
kebutuhan anggota, bukan besar-kecilnya SHU. Matriks di bawah ini akan
menggambarkan perbedaan antara SHU, deviden dan laba pada umumnya, sebagai
berikut:
Dimensi
|
SHU
|
Deviden
|
Laba
|
Deskripsi
|
Sisa hasil proses usaha koperasi
|
Balas jasa yang diterima atas investasi tertentu
|
Keuntungan dari proses usaha
|
Peruntukkan
|
·
Pemupukan modal
·
Pengurus
·
Area kerja
·
Dana pendidikan
·
Anggota
|
Pesaham/ investor
|
Pemilik usaha
|
Sifat
|
Imbas dari proses usaha
|
Orientasi utama usaha
|
Orientasi utama usaha
|
Dihitung dari
|
·
Transaksi anggota
·
Modal anggota
|
Modal investor
|
Keuntungan usaha
|
|
|
|
|
Bila SHU adalah sisa yang
tidak direncanakan, maka deviden adalah capaian yang direncanakan. Orang
berinvestasi tidak mempertimbangkan apakah usaha tersebut berhubungan dengan
kebutuhan dirinya atau tidak, namun menghitung berapa besar return yang diterimanya. Maka sangat
mungkin terjadi seorang investor dengan pekerjaan tetap sebagai karyawan rumah
sakit makan berinvestasi pada sektor rumah makan.
Laba dalam pengertian umum pun
mirip dengan deviden. Pemilik usaha tak akan berpikir apakah jenis usaha
tersebut berhubungan dengan kebutuhan dasarnya atau tidak. Yang terpenting
adalah apa yang bisa dia kerjakan, berapa tingkat keuntungan dan seberapa bagus
pasarnya. Pengusaha telur asin memproduksi telur asin bukan karena ia suka dan
akan memakannya tiap hari, melainkan karena pasar potensial usaha tersebut.
Sebenarnya SHU tidak bisa
disebut sebagai laba dalam pengertian umum. Mengingat karakteristik antara SHU,
deviden dengan laba sangat berbeda. SHU muncul atas efisiensi biaya-biaya
operasional penyelenggaraan usaha koperasi sedangkan deviden merupakan alokasi
khusus untuk investor. Berbeda juga laba yang adalah target yang harus diraih
pengusaha.
Target dan Indikator Usaha Koperasi
Bila SHU bukan tujuan utama
dalam berkoperasi, lantas target apa yang wajib ada? Ini merupakan pertanyaan
lanjutan yang harus kita jawab. Seperti diungkap di awal, bahwa alasan adanya (raison d’etre) perusahaan koperasi
adalah untuk memfasilitas pemenuhan kebutuhan anggota, sehingga target usaha
koperasi harus diturunkan dari hal tersebut.
Koperasi
|
Target Layanan
|
Indikator Capaian
|
Metode Kuantifikasi
|
Koperasi Produksi
|
·
Bahan baku
·
Pengemasan
·
Perizinan
·
Alat produksi
·
Harga jual
|
·
Bahan baku murah dan suplai yang stabil untuk
anggota
·
Pengemasan (cara, alat dan bahan) yang murah
dan bagus
·
Produk anggota terdaftar dalam perizinan usaha
bersama
·
Tersedianya kelengkapan alat produksi atau
penunjang produksi anggota
·
Harga jual yang lebih baik dengan akses pasar
yang tepat
|
Tingkat profitabilitas dan
efisiensi yang dicapai dengan membanding-kannya bila usaha tersebut
diselenggarakan secara perorangan dan berkoperasi.
Benchmarking ini akan memperlihatkan tingkat optimum dari usaha
produksi yang diselenggarakan melalui koperasi.
|
Koperasi Konsumsi
|
·
Harga barang
·
Layanan prima
·
Kualitas barang
·
Keamanan barang
·
Akses tempat
|
·
Harga barang yang sama lebih murah daripada
tempat lain
·
Delivery
order untuk menghemat ongkos yang dikeluarkan anggota
·
Barang bermutu sehingga awet dan tidak bolak
balik membeli barang yang sama
·
Barang aman bagi kesehatan anggota sehingga
secara jangka panjang efisien dalam pengeluaran kesehatan
·
Anggota bisa ikut menjual produknya di toko
koperasi
|
Tingkat efisiensi yang
diperoleh anggota dibanding dengan layanan tempat lain. Sehingga untuk
menunjukkan bahwa koperasi lebih bagus, maka dapat disajikan nilai pembanding
pada produk/ layanan yang sama.
Metode umum yang dapat
digunakan adalah dengan benchmarking
dengan layanan yang diselengga-rakan non-koperasi.
|
Koperasi Keuangan
|
·
Simpanan
·
Pinjaman
·
Mekanisme
·
Jaminan
·
Produk-produk lain
|
·
Balas jasa simpanan yang adil
·
Bunga pinjaman yang rendah dibanding tempat
lain
·
Mekanisme kredit yang mudah dan murah
·
Jaminan berupa asuransi untuk pinjaman,
investasi dan lainnya
·
Produk-produk keuangan lain yang menjawab
siklus kehidupan anggota
|
Macam-macam pemanfaatan
simpanan dan tabungan untuk memperlihatkan dampak sosial-ekonomi dari usaha
koperasi. Misalnya berapa jumlah anggota yang memanfaatkan pinjaman
pendidikan untuk anak-anaknya.
Juga benchmarking dengan
tempat lain yang sepadan untuk menunjukkan tingkat efisiensinya.
|
Pelaporan Akhir
Bila SHU tidak menjadi target
utama, maka apa yang akan dilaporkan Pengurus dalam Rapat Anggota Tahunan
(RAT)? Umumnya anggota akan melihat kolom terakhir laporan keuangan untuk
melihat besar-kecilnya capaian SHU. Dengan paradigma koperasi sebagai
perusahaan sosial, maka hal itu menjadi tidak relevan. Sehingga dibutuhkan juga
model pelaporan akhir yang berbeda dengan model usaha/ perusahaan non-koperasi.
Pelaporan akhir Pengurus harus
menitikberatkan pada capaian atas indikator-indikator sebagaimana di atas.
Dengan metode kuantifikasi maka Pengurus dapat melaporkan kepada anggota
tentang apa-apa yang sudah dicapai selama ini. Metode kuantifikasi tetap
dibutuhkan untuk membantu mempermudah dan menyederhanakan dalam orang memahami
rangkaian capaian tersebut. Contoh pelaporan akhirnya sebagai berikut:
Koperasi Produsen
Perbandingan
|
Bahan Baku
|
Pengemasan
|
Perizinan
|
Alat Produksi
|
Harga Jual
|
Koperasi
|
1.000.000.000
|
100.000.000
|
300.000
|
400.000.000
|
2.500.000.000
|
Perorangan
|
1.200.000.000
|
300.000.000
|
10.000.000
|
1.000.000.000
|
1.800.000.000
|
Nilai Efisiensi
|
200.000.000
|
200.000.000
|
9.700.000
|
600.000.000
|
700.000.000
|
Total Efisiensi
|
|
||||
Total Profitabilitas
|
|
Koperasi Konsumen
Perbandingan
|
Transaksi
|
Ekspedisi
|
Kualitas
|
Keamanan
|
Akses
|
Layanan Koperasi
|
1.000.000.000
|
1.000.000
|
50.000.000
|
400.000.000
|
10.000.000
|
Tempat Lain Sepadan
|
1.200.000.000
|
10.000.000
|
150.000.000
|
1.000.000.000
|
0
|
Nilai Efisiensi
|
200.000.000
|
9.000.000
|
100.000.000
|
600.000.000
|
10.000.000
|
Total Efisiensi
|
|
||||
Total Profitabilitas
|
|
Koperasi Keuangan
Sebaran Simpanan dan Pinjaman
Jenis Layanan
|
Volume
|
Pengguna
|
Simpanan
|
|
|
Simpanan Harian
|
1.000.000.000
|
200 anggota
|
Simpanan Hari Raya
|
30.000.000
|
100 anggota
|
Simpanan Pendidikan
|
50.000.000
|
80 anggota
|
Simpanan Deposito
|
100.000.000
|
20 anggota
|
Total Simpanan
|
|
|
Pinjaman
|
|
|
Pinjaman Pendidikan
|
300.000.000
|
100 anggota
|
Pinjaman Usaha
|
200.000.000
|
10 anggota
|
Pinjaman Darurat
|
50.000.000
|
10 anggota
|
Pinjaman Konsumtif
|
600.000.000
|
180 anggota
|
Total Pinjaman
|
|
|
Tingkat Efisiensi
Perbandingan
|
Simpanan
|
Pinjaman
|
Mekanisme
|
Jaminan
|
Produk Lain
|
Layanan Koperasi
|
20.000.000
|
30.000.000
|
5.000.000
|
400.000.000
|
300.000.000
|
Tempat Lain Sepadan
|
10.000.000
|
50.000.000
|
7.000.000
|
300.000.000
|
50.000.000
|
Nilai Efisiensi
|
10.000.000
|
20.000.000
|
2.000.000
|
100.000.000
|
250.000.000
|
Total Efisiensi
|
|
||||
Total Profitabilitas
|
|
Tabel capaian itu bisa
melengkapi laporan keuangan yang selama ini sudah ada. Hasil akhir dari laporan
capaian di atas adalah kesimpulan yang menerangkan bahwa:
- Produksi yang dikerjakan secara bersama-sama melalui koperasi lebih efisien 5,3 kali lipat dibanding dikerjakan perorangan dengan nilai profitabilitas 45% lebih tinggi daripada perorangan dengan tingkat profitabilitas sebesar Rp. 2.500.000.000.
- Belanja yang diusahakan secara bersama-sama melalui koperasi lebih efisien 2,7 kali lipat belanja di tempat lain dengan total nilai efisiensi sebesar Rp. 200.000.000.
- Simpan-pinjam yang diusahakan koperasi lebih menjawab kebutuhan anggota dengan efisiensi sekitar 1,2 kali lipat dibanding simpan-pinjam tempat lain dengan total nilai efisiensi sebesar Rp. 300.000.000.
Sehingga laporan tersebut akan
membuat anggota paham betul bahwa koperasi memberi manfaat lebih besar
dibanding bila seandaianya ia tak berkoperasi. Ada potensi loss cost atau high cost
yang hal tersebut ditutup oleh koperasi. Maka capaian angka-angka tersebut
dengan sendirinya akan melampaui dari capaian SHU koperasi. Yang mana anggota
akan termotivasi: makin tinggi angka-angka efisiensi tersebut, makin bermanfaat
koperasi kepada dirinya. []
PS:
Angka-angka di atas saya tetapkan secara sewenang-wenang. Belum saya kalkulasi,
kehabisan energi. Imajinasi lebih dituntut untuk menafsir maksud angka-angka
tersebut. Mohon masukannya. Terimakasih.
1 comments :
Kabar baik!!! Kabar baik!!! Kabar baik!!! Apakah Anda ingin hidup yang kaya, sehat dan terkenal ... Apakah Anda ingin segera kaya dan kehilangan penderitaan, jika ya, inilah tip yang bagus hanya bergabung dengan "ORGANISASI ILLUMINATI", Anda mungkin bertanya "Bagaimana Cara Saya Bergabung ", jawabannya sederhana saja yang bisa Anda hubungi kami atau tambahkan kami di WHATSAPP +2347035070316 ATAU EMAIL di (theilluminatitemple65@gmail.com>).
BEWARE OF SCAMMERS, TIDAK ADA BIAYA KEANGGOTAAN ATAU BIAYA PENDAFTARAN DAN ANDA HARUS DI ATAS TAHUN 18YRS.
TERIMA KASIH...
Posting Komentar